Cari Blog Ini

Jumat, 20 Agustus 2010

STUDENTpreneurs, Mahasiswa yang Tergabung dalam Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB, BERGERAK!


Perkembangan paradigma baru pembangunan Indonesia saat ini mengacu pada 3 substansi penting, yaitu pemihakan pengembangan masyarakat, pemantapan otonomi, desentralisasi, dan pemantapan perubahan struktur masyarakat melalui kegiatan sosial ekonomi produktif. Diperlukan suatu model pembangunan yang secara efektif mampu mencapai tujuan pembangunan yang diharapkan dapat membuka seluas–luasnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi sehingga dapat berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan masyarakat (community development) sebagai sebuah perencaan sosial perlu berlandaskan pada asas-asas. Asas-asas yang digunakan dalam pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB) mengacu pada teori Ife (1995), yaitu (1) komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan; (2) mensinergikan strategi komperhensif pemerintah, pihak-pihak terkait (related parties) dan partisipasi warga; (3) membuka akses warga atas bantuan profesional, teknis, fasilitas, serta insentif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga; (4) dan mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian, dan gagasan warga komunitas. Selain itu paradigma pengembangan masyarakat BEM KM IPB mengacu pada People Centered Development yang meliputi konsep desentralisasi, partisipasi, pemberdayaan, pelestarian, jejaring sosial, territorial, keswadayaan lokal, dan prinsip sustainability.
Pelaksanaan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh BEM KM IPB melalui strategi modifikasi pola sikap dan perilaku dengan pendidikan, penyuluhan dan aksi lainnya. Berdasarkan batasan-batasan tersebut, maka definisi pengembangan masyarakat menurut Kelembagaan KM IPB adalah suatu proses yang memberdayakan suatu komunitas melalui proses partisifatif dalam upaya untuk menciptakan kemandirian komunitas tersebut. Kali ini, Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB membawa misi pengembangan masyarakat tersebut ke desa Suka Damai, bekerja sama dengan Pemerintah khususnya Kecamatan Dramaga untuk turut berkontribusi dalam pengembangan masyarakat berbasis kewirausahaan. Pengembangan masyarakat oleh Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB sendiri merupakan bentuk implementasi dari sosial bisnis (Social Entrepreneurship) berupa aksi sosial berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian, kesejahteraan, serta taraf hidup masyarakat yang menjadi objek program.
Merujuk pada kondisi di desa Suka Damai, ada sejumlah hal penting yang kami coba bangun dan lakukan. Pertama, adalah mengubah mindset, mengubah paradigma berpikir. Kami menyadari bahwa innovation is a state of mind. Inovasi itu adalah suatu semangat, suatu energi, dan suatu etos. Semua fenomena sejarah—apakah itu peradaban Islam, Renaissance di Eropa, Restorasi Meiji di Jepang, tampilnya Amerika sebagai superpower, “the rise of” Cina dan India—semuanya dimulai dengan suatu semangat, dan terbangunnya mindset baru, yang kemudian menghasilkan berbagai inovasi baru, dan yang akhirnya mengakibatkan transformasi besar-besaran. Pengembangan kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan cara terpenting dalam membangun inovasi tersebut. Karena enterpreneurship identik dengan inovasi, risk-taking, peluang, dan dinamisme. Di Amerika, Cina, India, Jepang, Korea, dan Singapura, kita melihat bahwa inovasi tumbuh pesat sejalan dengan merebaknya enterpreneurship.
Kemudian yang kedua adalah pembentukan Komunitas Wirausaha Desa (Village Entrepreneurs Community/VEC), yaitu penghimpunan masyarakat dalam komunitas wirausaha sebagai pemersatu potensi-potensi yang ada di dalamnya agar dapat menjadi sumber kekuatan kolektif, tidak berjalan sendiri-sendiri, dan dapat saling mengisi serta menguatkan satu sama lain. Komunitas ini kemudian juga dapat menjadi wadah bagi masyarakat dalam pendistribusian atau pemasaran produk dan wadah bagi masyarakat untuk sharing tentang masalah-masalah yang dihadapi terkait usaha yang sedang dijalankan. Pembentukan komunitas ini akan diawali dengan pemaparan dan brain storming pentingnya bisnis/usaha berbasiskan komunitas, serta pemberian motivasi  sebagai bentuk pembangunan pemikiran dan kepercayaan diri. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian arahan konsep awal komunitas, baik secara kultural maupun struktural.
Lalu yang ketiga adalah melakukan pembinaan kewirausahaan dan problem solving. Masyarakat yang telah tergabung dan menempati perannya masing-masing dalam komunitas akan mendapatkan sharing pengetahuan dari IPB Entrepreneurs Community, komunitas mahasiswa IPB yang telah berwirausaha bentukan Entrepreneurship Development Unit (EDU)- KM IPB. Dalam proses ini, adanya kesinergisan dan saling terbuka antara mahasiswa pendamping dengan masyarakat menjadi kunci, sehingga tercapai output dasarnya untuk kemudian diaplikasikan dan dikembangkan. Selain pendampingan tentu dilakukan juga monitoring dan evaluasi. Kami menyadari bahwa tentu semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak semudah apa yang kami bayangkan. Butuh proses dan perjuangan yang nyata di dalamnya. Sebuah proses panjang yang membutuhkan kondisi, presistensi, konsistensi, dan irama perubahan yang konstan untuk mencapai sebuah “long lasting change”. Sebuah proses panjang yang dibangun secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan. Namun semoga ini hanyalah sebuah langkah awal, untuk kemudian menjadi perhatian pihak-pihak terkait, khususnya untuk bersama-sama membangun kemandirian desa melalui pengembangan kewirausahaan.

Agustus 2010,

Arief Ervana, M (Direktur Entrepreneurship Development Unit-KM IPB)

Tidak ada komentar: