Cari Blog Ini

Sabtu, 28 Agustus 2010

Ralat pengumuman di bawah:

1) Tidak ada pengembangan masyarakat hari senin, jadi HANYA HARI MINGGU.
2) Kemungkinan besar Halal bi Halal+TM Pameran dan Bazaar jadinya tanggal 25 September 2010, hari Sabtu.

terima kasih.

KETENTUAN PESERTA PAMERAN&BAZAAR EDU-KM IPB 27 September-1 Oktober 2010

1. Peserta tetap EDU-KM IPB (STUDENTpreneurs)
2. Melengkapi administrasi/formulir pendaftaran awal bagi yang belum, bisa di-download di www.edukmipb.blogspot.com *)
3. Mendaftarkan jenis usaha/produk yang akan dipamerkan via sms ke nomor 0856 5647 1670 dengan format : NAMA_JENIS USAHA/PRODUK_TARGET OMSET SELAMA PAMERAN *)
4. Mengirimkan PROFIL USAHA (berbentuk artikel bebas yang menggambarkan pemilik dan usaha yang sedang dijalankan, minimal 2 paragraf) format MS. Word ke edukmipb@gmail.com *)
5. Mendaftarkan nama rekanan/pegawai (mahasiswa lain) yang bisa menggantikan untuk menjaga stand masing-masing pada temu teknis akhir setelah Halal bi halal, InsyaAllah pd tgl 23 September 2010
6. STUDENTpreneurs yang mendapat kesempatan ikut serta pada bazaar akan dikenakan retribusi sebesar 10% dari keuntungan harian.
7. Mengikuti kegiatan pengembangan masyarakat (community development) pada 29-30 Agustus 2010
8. Mengikuti temu teknis akhir
9. Peserta dengan produk barang ataupun jasa yang tidak dapat ditampilkan secara fisik, harap menyertakan pamflet, banner, dan media promosi lainnya.
10. Catatan kecil : Jenis usaha/produk yang dapat disertakan adalah produk yang dapat secara wajar dipamerkan, bukan pulsa, jasa, atau domba…..peace!  Untuk yang seperti ini silakan disertakan katalog atau jenis media promosi lainnya.

• Ketentuan lain termasuk hal teknis akan diberitahukan kemudian, terkait a.l: jumlah dan denah lokasi stand, SOP barang(kedatangan, penyimpanan, inventarisasi, laporan, dll)
• Peserta yang beruntung mendapatkan stand dalam kegiatan ini akan diumumkan secara langsung saat agenda HALAL BI HALAL, InsyaAllah pd 23 September 2010
*) Maksimal tgl 20 September 2010

(Manajemen EDU-KM IPB)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat Desa Suka Damai Kec. Dramaga-Bogor oleh STUDENTpreneurs, Mahasiswa yang Tergabung dalam Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB

Berangkat hari Minggu, 29 Agustus 2010, kumpul di BNI Dramaga pk 7.30 WIB. Berikut petunjuk teknisnya, mending dibaca deh biar ngga kosong2 amat...hehe... Semoga lancar!Amieen.......

Download dulu : http://www.ziddu.com/download/11412946/PetunjukTeknis.doc.html

OK.

Jumat, 20 Agustus 2010

PENGUMUMAN PENTING : Our Next Activities, etc.

Apa kabar rekan-rekan pengusaha?

Semoga zat Yang Maha Kuasa masih merahmati langkah-langkah kita, dan memberikan kesempatan untuk kembali merapatkan barisan kita.
Selamat datang kembali di Entrepreneurship Development Unit, berikut adalah beberapa point agenda kita di depan, dan agenda lain yang masih terkait. Mohon diperhatikan, tolong diagendakan:
1>Undangan terbuka dari ENTREPRENEUR COLLEGE :Seminar Kewirausahaan "TRAINING KEMANDIRIAN RAMADHAN", GRATIS. Tgl 21, 22, dan 28 Agustus 2010 di Masjid Agung At Tin.
DAFTAR SEGERA, TEMPAT TERBATAS!!!
Info hubungi : 021-83940347, 32547302

2>EDU-COMMUNITY DEVELOPMENT:Implementasi Social Entrepreneurship oleh STUDENTpreneurs, Mahasiswa yang Tergabung dalam Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB, di Desa Suka Damai, Kecamatan Dramaga, Bogor.
Agenda PAGI 29 Agustus dan SORE 30 Agustus (info lengkap mohon hadiri Temu Teknis yang InsyaAllah akan dilaksanakan pada Kamis 26 Agustus 2010 pk. 15.30 @Ruang Sidang Student Centre)
Baca juga 2 postingan di bawah terkait kondisi objek dan garis besar yang akan dilakukan.
Nb. Peserta EDU yang mengikuti kegiatan ini memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan STAND pada agenda PAMERAN DAN BAZAAR WIRAUSAHA MAHASISWA 27 September-1 Oktober 2010.

3>Temu Teknis PAMERAN DAN BAZAAR WIRAUSAHA MAHASISWA,Kamis 26 Agustus 2010 pk. 15.30 @Ruang Sidang Student Centre (setelah teknis Comdev).

Semoga rekan-rekan masih semangat dan selalu bersemangat! Sampai ketemu di hari-hari tersebut,,, salam SUKSES dan Mandiri!!!

Implementasi Social Entrepreneurship oleh STUDENTpreneurs, Mahasiswa yang Tergabung dalam Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB, di Desa Suka Damai, Kecamatan Dramaga, Bogor

Desa Suka Damai adalah salah satu desa di kecamatan Dramaga, Bogor, yang merupakan sentra home industry penghasil aneka sepatu anak-anak, bayi, dan balita. Gambaran umum kondisi kesejahteraan desa terkait dengan produksinya yang kami dapat dari salah satu pengurus kecamatan adalah kondisi yang tidak sebanding antara produktivitas dan tingkat kesejahteraan. Setelah kami berdiskusi dengan salah seorang tokoh masyarakat, kami mendapatkan adanya beberapa hal yang mendukung kondisi tersebut. Beberapa permasalahan umum yang dihadapi oleh para pengrajin sepatu di sana.
Pengrajin sepatu desa Suka Damai yang belum berkembang dinilai memiliki kemampuan dan pengetahuan akan pemasaran (marketing skill) serta semangat kebersatuan (spirit of unite) yang masih rendah. Permasalahan ini merupakan permasalahan umum yang sepertinya sering dihadapi oleh UKM-UKM di negeri ini, mereka tahu bagaimana cara untuk memproduksi sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana cara untuk memasarkannya, tidak tahu bagaimana cara untuk menjualnya. Pemasaran yang seharusnya bisa lebih optimal tapi karena masih rendahnya pengetahuan akan pemasaran itu sendiri menjadikan hasil produksi hanya diletakkan di beberapa lokasi saja, dan tidak pernah berkembang. Pun tidak jarang yang kemudian harus kembali ke gudang karena tidak terjual. Ujung-ujungnya semangat “banting harga” yang terjadi. Beberapa pengrajin dinilai sukses karena mereka tahu bagaimana memasarkan produknya, atau sudah memiliki kerjasama dengan distributor tertentu. Namun yang seperti ini jumlahnya tidak banyak.
Ironisnya lagi, ketika semangat kebersatuan (spirit of unite) masih rendah dalam hal bersatu untuk bersama-sama memajukan usaha desa, tidak jarang yang terjadi adalah saling menjatuhkan dan berebut pasar/konsumen antara UKM yang satu dengan UKM yang lain di desa tersebut. Contoh kasus yang terjadi, menurut pengurus kecamatan; Ada calon pembeli yang ditawari harga satu kodi sepatu bayi adalah Rp. 80.000,- oleh pelaku UKM A misalnya. Kemudian oleh pelaku UKM B, dia mendatangi calon pembeli tersebut dan menawarkan dengan harga yang lebih rendah menjadi Rp 60.000,- misalnya, untuk jumlah yang sama yaitu satu kodi sepatu bayi. Sungguh sebuah persaingan (cara menjual) yang tidak sehat dan justru merugikan. Contoh kasus yang kemudian dibenarkan adanya oleh tokoh masyarakat yang kami temui.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, sebenarnya sudah banyak pelatihan-pelatihan yang masuk ke desa Suka Damai, baik dari pemerintah maupun swasta khususnya perbankan. Namun yang selalu terjadi adalah apa yang dilatihkan hilang seiring dengan selesainya pelatihan yang diikuti, atau bertahan untuk beberapa bulan tapi kemudian kondisi kembali lagi seperti yang telah disebutkan di atas. Tidak ada perubahan, tidak ada perkembangan. Sehingga disimpulkan bahwasanya inti permasalahan terletak pada manusia (people) atau sumberdaya manusia (SDM)nya. Pelatihan-pelatihan yang pernah diadakan sebelumnya pada akhirnya tidak berhasil dengan baik bisa jadi karena tidak diawali dengan perubahan pada paradigma berpikir. Karena sesungguhnya non sense segala bentuk upaya perubahan pada titik praktik, tingkah laku, atau sikap jika tanpa diawali dengan perubahan pada paradigma berpikir. Hasilnya hanya akan tampak beberapa hari atau paling lama beberapa pekan. Setelahnya, yang tertinggal hanya cerita tentang perubahan itu sendiri. Sehingga sayang ketika potensi yang ada tidak bisa teroptimalisasikan hanya karena faktor manusia.

STUDENTpreneurs, Mahasiswa yang Tergabung dalam Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB, BERGERAK!


Perkembangan paradigma baru pembangunan Indonesia saat ini mengacu pada 3 substansi penting, yaitu pemihakan pengembangan masyarakat, pemantapan otonomi, desentralisasi, dan pemantapan perubahan struktur masyarakat melalui kegiatan sosial ekonomi produktif. Diperlukan suatu model pembangunan yang secara efektif mampu mencapai tujuan pembangunan yang diharapkan dapat membuka seluas–luasnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi sehingga dapat berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan masyarakat (community development) sebagai sebuah perencaan sosial perlu berlandaskan pada asas-asas. Asas-asas yang digunakan dalam pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM KM IPB) mengacu pada teori Ife (1995), yaitu (1) komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan; (2) mensinergikan strategi komperhensif pemerintah, pihak-pihak terkait (related parties) dan partisipasi warga; (3) membuka akses warga atas bantuan profesional, teknis, fasilitas, serta insentif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga; (4) dan mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian, dan gagasan warga komunitas. Selain itu paradigma pengembangan masyarakat BEM KM IPB mengacu pada People Centered Development yang meliputi konsep desentralisasi, partisipasi, pemberdayaan, pelestarian, jejaring sosial, territorial, keswadayaan lokal, dan prinsip sustainability.
Pelaksanaan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh BEM KM IPB melalui strategi modifikasi pola sikap dan perilaku dengan pendidikan, penyuluhan dan aksi lainnya. Berdasarkan batasan-batasan tersebut, maka definisi pengembangan masyarakat menurut Kelembagaan KM IPB adalah suatu proses yang memberdayakan suatu komunitas melalui proses partisifatif dalam upaya untuk menciptakan kemandirian komunitas tersebut. Kali ini, Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB membawa misi pengembangan masyarakat tersebut ke desa Suka Damai, bekerja sama dengan Pemerintah khususnya Kecamatan Dramaga untuk turut berkontribusi dalam pengembangan masyarakat berbasis kewirausahaan. Pengembangan masyarakat oleh Entrepreneurship Development Unit (EDU)-KM IPB sendiri merupakan bentuk implementasi dari sosial bisnis (Social Entrepreneurship) berupa aksi sosial berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian, kesejahteraan, serta taraf hidup masyarakat yang menjadi objek program.
Merujuk pada kondisi di desa Suka Damai, ada sejumlah hal penting yang kami coba bangun dan lakukan. Pertama, adalah mengubah mindset, mengubah paradigma berpikir. Kami menyadari bahwa innovation is a state of mind. Inovasi itu adalah suatu semangat, suatu energi, dan suatu etos. Semua fenomena sejarah—apakah itu peradaban Islam, Renaissance di Eropa, Restorasi Meiji di Jepang, tampilnya Amerika sebagai superpower, “the rise of” Cina dan India—semuanya dimulai dengan suatu semangat, dan terbangunnya mindset baru, yang kemudian menghasilkan berbagai inovasi baru, dan yang akhirnya mengakibatkan transformasi besar-besaran. Pengembangan kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan cara terpenting dalam membangun inovasi tersebut. Karena enterpreneurship identik dengan inovasi, risk-taking, peluang, dan dinamisme. Di Amerika, Cina, India, Jepang, Korea, dan Singapura, kita melihat bahwa inovasi tumbuh pesat sejalan dengan merebaknya enterpreneurship.
Kemudian yang kedua adalah pembentukan Komunitas Wirausaha Desa (Village Entrepreneurs Community/VEC), yaitu penghimpunan masyarakat dalam komunitas wirausaha sebagai pemersatu potensi-potensi yang ada di dalamnya agar dapat menjadi sumber kekuatan kolektif, tidak berjalan sendiri-sendiri, dan dapat saling mengisi serta menguatkan satu sama lain. Komunitas ini kemudian juga dapat menjadi wadah bagi masyarakat dalam pendistribusian atau pemasaran produk dan wadah bagi masyarakat untuk sharing tentang masalah-masalah yang dihadapi terkait usaha yang sedang dijalankan. Pembentukan komunitas ini akan diawali dengan pemaparan dan brain storming pentingnya bisnis/usaha berbasiskan komunitas, serta pemberian motivasi  sebagai bentuk pembangunan pemikiran dan kepercayaan diri. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian arahan konsep awal komunitas, baik secara kultural maupun struktural.
Lalu yang ketiga adalah melakukan pembinaan kewirausahaan dan problem solving. Masyarakat yang telah tergabung dan menempati perannya masing-masing dalam komunitas akan mendapatkan sharing pengetahuan dari IPB Entrepreneurs Community, komunitas mahasiswa IPB yang telah berwirausaha bentukan Entrepreneurship Development Unit (EDU)- KM IPB. Dalam proses ini, adanya kesinergisan dan saling terbuka antara mahasiswa pendamping dengan masyarakat menjadi kunci, sehingga tercapai output dasarnya untuk kemudian diaplikasikan dan dikembangkan. Selain pendampingan tentu dilakukan juga monitoring dan evaluasi. Kami menyadari bahwa tentu semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak semudah apa yang kami bayangkan. Butuh proses dan perjuangan yang nyata di dalamnya. Sebuah proses panjang yang membutuhkan kondisi, presistensi, konsistensi, dan irama perubahan yang konstan untuk mencapai sebuah “long lasting change”. Sebuah proses panjang yang dibangun secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan. Namun semoga ini hanyalah sebuah langkah awal, untuk kemudian menjadi perhatian pihak-pihak terkait, khususnya untuk bersama-sama membangun kemandirian desa melalui pengembangan kewirausahaan.

Agustus 2010,

Arief Ervana, M (Direktur Entrepreneurship Development Unit-KM IPB)

Senin, 02 Agustus 2010

Here they are!